Tadi malam aku berbincang-bincang dengan teman. Seperti biasa, saat merasa tidak nyaman dengan kehidupan aku mencari perhatian. Mencari eksistensi manusia lain.
Mereka sibuk dengan pencapaian hidup. Sedangkan di dalam empat dinding ini, aku sangat sibuk dengan pikiran yang sulit diterjemahkan.
Pikiran parasit
Hanya mengundang masalah yang tak pernah ada
Ingin ganti kepala
Temanku bilang mungkin aku belum move on dari segala peristiwa yang pernah terjadi. Mudah untuk menyangkal. Apa yang terlihat dari luar sangat baik-baik saja. Jadi, aku harus jujur.
Saat melintasi tempat itu, perasaanku selalu tidak nyaman.
Saat kata-kata itu terdengar, aku geram.
Saat harapan itu mulai dirangkai,
aku sangat sedih dan sangat ingin menyerah
"Lagi?"
Sampai kapan kata-kata ini terus dimainkan untuk membuat seseorang bahagia dan bersedih di detik berikutnya? Hingga aku melakukan kesalahan yang sama. Menerima ujung telunjuk dari yang lain.
Dia hanya berbagi kesenangan saja
Sangat baik sekali
Saat aku bersedih, ntah kemana dia alirkan prioritasnya
Betul setiap manusia memiliki prioritasnya masing-masing
Maka, sadarlah akan posisi
Aku tahu posisiku berada di urutan rendah,
Tapi mengapa bebanku sangat berat?
Resikonya tidak main-main
Neraka yang abadi
Dan dia masih bisa tersenyum bahagia karena itu keinginan bersama
Bukan doaku yang jelek
Aku hanya mengatakan resiko
Jika aku saja yang harus menanggungnya
Setidaknya biarkan aku yang bermain sendiri
Bukan satu atau dua kali
Ini bertahun-tahun
Sempat terhenti
dan dia kembali
Aku nikmati
Betul kawan, aku belum move on.
Post Comment
Post a Comment
Sebelum berkomentar centang dulu kotak "notify me/beri tahu saya" agar kamu mendapatkan notifikasi ketika aku membalas. Tulis alamat blog di URL/Name, bukan url artikel :D